Kamu, Kembang Api dan Tahun baru
Tiap kali berada di penghujung tahun, banyak hal yang tiba-tiba muncul di pikiran. Tentang orang-orang yang datang dan pergi dalam setahun belakangan ini. Tentang tempat-tempat yang sudah ku kunjungi, lagu-lagu yang benar-benar menggambarkan tentang isi hati. Banyak sekali.
Namun,
meski tahun kian berganti, kenangan tentangmu tak pernah hilang dari ingatan. Mendengar
namamu saja, hatiku masih terasa tersiksa. Seketika kenangan dulu yang pernah
kita lewati, menghujani pikiranku tanpa henti.
Kau
ingat saat kau katakan, kau sangat menyukai kembang api? Saat ku tanya kenapa
kau sangat menyukainya. Kau hanya menjawab dengan polosnya dengan tetap
menyaksikan kembang api yang memecah keheningan di malam tahun baru itu. Katamu,
kau sangat menyukai kembang api karena begitu indah, begitu berwarna.
Aku
terus memperhatikanmu yang tak pernah melepaskan pandangan ke arah kembang api
yang tengah menari-nari di angkasa. Katamu, kembang api akan terasa lebih indah
jika dinikmati dari atas ketinggian. Kamu ingin menyaksikan lebih banyak
kembang api beterbangan menghiasi langit malam.
Namun
kau tahu? Dari indahnya kembang api yang menghiasi langit kota. Ada satu hal
yang benar-benar membuatku takut. Kembang api begitu indah untuk di nikmati,
mebuat orang-orang terpesona, bersorak-sorai, namun kemunculannya begitu
singkat.
Aku
pernah berpikir. Akankah aku menjadi kembanng api dalam kehidupanmu? Yang hanya
sekejap saja menemani kekosongan hidupmu. Kemudian tiba-tiba menghilang begitu
saja. Akankah aku tetap kau nanti keindahannya tiap di penghujung tahun? Oh...
aku benar-benar tak ingin hanya menjadi penghiburmu di kala hidupmu sedang
kosong saja.
Kau
menatap ke arahku saat semua kembang api sudah mulai menghilang. Kau tersenyum
tipis dengan mengatakan, “Terimakasih karena tetap bersama orang sepertiku ini.”
Tiba-tiba pelukmu membuat keadaan semakin hening. Ah sial, kenangan itu tak
pernah bisa terhapus oleh ingatanku. Rasanya kau begitu abadi dalam semua
kenangan.
Suara
kenalpot motor brong tiba-tiba menyadarkanku dari lamunan. Aku terlalu larut
saat mengingatmu. Mengingat semua kenangan kita. Ternyata waktu sudah
menunjukkan pukul 12 malam lewat. Aku menikmati pesta kembang api tahun baru
dalam kesendirian. Tanpa kamu, tanpa canda tawa seperti dulu.
Komentar
Posting Komentar